Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat
Toggle Navigation
  • Home
  • Profil
    • Tentang Perpustakaan
    • Visi dan Misi
  • Berita/Artikel
  • Pelayanan Perpustakaan
  • Laporan
  • Galeri
    • Photo
    • Video

Dibangun untuk Sejahterakan Ekonomi Warga Desa

Written by Nining

Dalam upaya menyejahterakan warga dan memajukan daerah, warga Desa Suka Maju, Aloysius Rewa membangun dan mengelola tempat wisata Kolam Bunga Lita di desanya di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu secara mandiri.

 

ALOYSIUS menjelaskan, wisata Kolam Bunga Lita berpotensi berkembang. Sebab, secara geografis sangat mudah dijangkau.

“Wisata kami ini menawarkan keindahan alam yang masih asri. Kemudian, terdapat air terjun, arung jeram yang menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke sana,” terangnya.

Dikatakan bahwa obyek wisata Kolam Bunga Lita sudah diresmikan oleh Bupati Kapuas Hulu, Abang Muhammad Nasir pada Oktober 2019 lalu.

“Sudah banyak yang berkunjung ke tempat wisata kami, baik wisatawan dalam maupun luar negeri,” tuturnya.

Diterangkan bahwa sejarah wisata Kolam Bunga Lita dulunya tanah milik orang tuanya. Suatu waktu, Aloysius membawa wisatawan asal Spanyol berkunjung ke obyek wisata itu. Wisatawan itu tertarik setelah melihatnya.

“Wisatawan itu mengatakan bahwa tempat wisata itu bagus kenapa tidak dimanfaatkan,” ujarnya.

Menindaklanjuti itu, dirinya bersama keluarga bermusyawarah untuk menjadikan lokasi Kolam Bunga Lita tersebut sebagai tempat wisata.

Pihak keluarga juga melakukan koordinasi dengan perangkat desa dan masyarakat setempat terkait rencana itu.

“Warga desa sependapat dan mendukung pengembangannya. Saya sampaikan kepada mereka bahwa secara pribadi siap untuk keluarkan dana untuk pembersihan lahan, termasuk pembiayaan untuk menata lokasi wisata sebelum diresmikan,” tuturnya.

Setelah itu, dirinya menyampaikan permohonan ke Pemda Kapuas Hulu melalui Bupati Kapuas Hulu untuk meresmikan obyek wisata Kolam Bunga Lita pada Oktober 2019 lalu.

“Obyek wisata Kolam Bunga Lita juga sudah memiliki izin dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu,” jelasnya.

Namun, dalam pengelolaanyya masih belum berstandar dan dikung dengan sarana-prasarana yang memadai.

“Kami meminta bantuan kepada pemda dan pemerintah pusat agar membantu menyediakan sarana prasarana wisata yang memadai,” pintanya.

Untuk strategi promosi Kolam Bunga Lita, kata Aloy, sudah disinergikan dengan bekerjasama dengan pemerintah desa melalui BUMDes.

“Wisata Kolam Bunga Lita kita harapkan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar, seperti pemberian lapangan kerja, sehingga dengan begitu kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” pungkasnya.

Sumber : Suara Pemred Kalbar

Tata Ulang Makam Raja-raja Sanggau

Written by Nining

SANGGAU, SP - Pangeran Ratu Surya Negara Sanggau, Gusti Arman meminta pemakaman raja-raja di Mengkiang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau ditata ulang. Pernyataan Raja Sanggau ini disampaikan menyusul ambruknya pendopo makam tersebut, Sabtu (2/5) lalu.

“Iya, benar. Ada tokoh masyarakat dan warga disana (Mengkiang, red) memberitahukan kepada saya, Pendopo Makam Raja-raja Mengkiang ambruk,” kata Gusti Arman, Senin (4/5).

Berdasarkan laporan sejumlah tokoh masyarakat setempat, ambruknya salah satu cagar budaya Kabupaten Sanggau yang memiliki nilai penting dalam sejarah Kota Sanggau ini, karena tertimpa pohon. “Kemarin angin kuat dan hujan. Ada pohon tumbang dan menimpa bangunan itu, sehingga ambruk,” terang Gusti Arman.

Atas kejadian itu, ia menyebut, Keraton Surya Negara akan turun ke lokasi untuk mengecek tingkat kerusakan pendopo tersebut. “Kita akan melaksanakan perbaikan atau pembangunan baru. Tapi kita lihat dulu kondisi kerusakannya. Seberat apa, dan akan ada tim dari Keraton Surya Negara turun kesana,” ucap Gusti Arman

Namun demikian, diakui dia, kawasan pemakaman Raja-raja Sanggau di Mengkiang memang perlu dilakukan penataan kembali. Beberapa bangunan perlu dilaksanakan perbaikan dan renovasi, karena telah banyak mengalami kerusakan.

Jalan menuju makam, lanjut Gusti Arman, dibangun sejak belasan tahun lalu. “Kondisi bangunan dan lingkungan perlu penataan . Beberapa bangunan perlu renovasi ulang. Bayangkan, jalan saja saya sendiri yang membangun, itupun belasan tahun lalu. Jadi sekarang sudah perlu dilakukan perbaikan, karena sudah rusak sana-sini,” pungkasnya.

Sumber : Suara Pemred Kalbar

Wisatawan Dibatasi 40 Orang Dalam Sehari

Written by Nining

Tempat Wisata Bukit Sepancong Spot 2 atau dikenal dengan Sepadang Hill mulai dibuka, Jumat (19/6). Sebelumnya tempat wisata ini ditutup karena pandemi virus corona (Covid-19).

PEMBUKAAN tempat wisata ini tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan dan sudah kita buat SOP untuk acuan pengelola tempat wisata maupun pengunjung,” kata pengelola tempat wisata Bukit Sepadang dan Kebun Anggrek, Hatari, Jumat (19/6).

Hatari yang juga Ketua Koomunitas Pencinta Alam Tana’k Panyanggar Kalbar, dibukanya kembali tempat wisata ini disambut antusias oleh masyarakat, ini terlihat dari banyaknya peminat yang sudah mendaftar untuk datang menikmati pemandangan alam di Bukit Sepadang.

“Sudah ada 200 lebih orang yang mendaftar dan memesan jadwal pendakian. Karena untuk datang ke Bukit Sepadang, pengunjung dibatasi 40 orang per hari,” ucapnya.

Hatari berharap wisatawan nantinya selalu memperhatikan dan mentaati Standard Operating Procedure (SOP) selama berada di Bukit Sepadang. SOP dibuat mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan tentang penanganan Covid-19.

Kepala Desa Cipta Karya, Kecmatan Sungai Betung, Benyamin Calvin juga mengimbau wisatawan di Bukit Sepadang dan Kebun Anggrek menaati aturan yang ditetapkan pihak pengelola, demi kebaikan bersama.

“Pengunjung harus ikut aturan dan protokol kesehatan demi melindungi diri sendiri dan orang lain. Sehingga dukungan terhadap pemerintah dapat kita laksanakan,” ucapnya.

Sumber : Suara Pemred Kalbar

Gunung Lalang akan Jadi Bukit Bunga

Written by Nining

Mengungkap sejarah dan misteri daerah yang belum terpecahkan selama ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara akan mendatangkan sejarawan dan arkeolog. Selain itu, menjadikan Gunung Lalang sebagai objek wisata dengan mengubah namanya menjadi Bukit Bunga.

 

PENEGASAN itu diungkapkan Bupati Kayong Utara, Drs Citra Duani ketika melaksanakan gotong royong bersama masyarakat dan perangkat Desa Harapan Mulia di Gunung Lalang, Sabtu (13/6) pagi.

Bupati Citra mengatakan, kedepan kawasan Gunung Lalang akan dijadikan objek wisata yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat dan perangkat desa.

“Gunung Lalang akan kita jadikan objek wisata, tapi nanti namanya akan diubah menjadi Bukit Bunga. Sehingga kalau terlihat dari bawah atau jalan, maka akan terlihat warna warni bunga yang indah. Ini juga meruakan salah satu destinasi wisata yang nantinya akan dikelola oleh desa,” ucap Citra.

Citra menginginkan, agar bukit bersejarah dan lebih dari 300 akan Tionghoa tersebut dijadikan wisata religius dan wisata alam. Sehingga nantinya akan dikemas dan dikerjasamakan degan yayasan ASRI serta organisasi perangkat desa (OPD) terkait. Kemudian akan dilakukan penanaman kembali supaya gunung tersebut tidak gundul. Selain itu, diselingi dengan berbagai jenis tanaman bunga, sehingga akan terlihat lebih menarik.

“Saya berpesan supaya kegiatan gotong royong tetap rutin dilakukan, minimal sebulan sekali. Saya juga menginginka pihak desa bekerjasama dengan Yayasan Dasa Marga, supaya bisa bersinergi dengan masyarakat menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Kita harap perekonomian masyarakat jga meningkat,” paparnya.

Bupati beserta masyarakat juga berziarah kemakam Sidang Panape. Pemakaman tersebut letaknya tidak jauh dari Batu Balai Gunung Lalang.

Sumber : Suara Pemred Kalbar

Sukses Gelar Lomba Desain Busana Muslim

Written by Nining

Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar, Ny. Hj. Lismaryani Sutarmidji, meyambut baik apresiasi dan pujian yang disampaikan desainer senior Indonesia, Musa Widyatmodjo, B.Sc., atas kesuksesan penyelenggaraan Lomba Desain Busana Muslim “Ready to Wear Deluxe”. Dia berharap kegiatan ini akan terus berlanjut untuk menggali potensi kaum muda Kalbar.

 

SAYA berharap kegiatan ini terus berlanjut bagi kaum-kaum muda, untuk menggali potensi lokal. Seperti kata Pak Musa tadi, terus digali karya-karya lokal (Kalbar),” ungkap Lismaryani usai penyerahan hadiah kepada pemenang Lomba Desain Busana uslim “Ready to Wear Deluxe”, yang digelar di Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat Jalan Ahmad Yani, Rabu (17/06/2020).

Dikatakannya, kegiatan ini akan berlanjut di tahun mendatang mengingat corak-corak dan kriya lokal di masing-masing kabupaten/kota belum tergali sepenuhnya. Lismaryani mengatakan tahun depan lomba akan lebih difokuskan kepada menggali dan mengkreasikan corak khas lokal masing-masing kabupaten/kota.

“Insya Allah tahun depan akan buat yang lebih lokal. Sintang, tenun ikat, Singkawang ada Tidayu. Jadi masing-masing daerah harus mengunggulkan tenunnya masing-masing,” kata Lismaryani.

Desainer Senior Indonesia, Musa Widyatmojo mengingatkan para desainer busana Kalbar harus terus menggali potensi daerah mengingat Kalimantan Barat akan menjadi pusat perhatian nasional.

“Untuk itu perajin desainer fashion hendaklah menggali potensi khazanah daerah untuk kemudian dipromosikan dalam rangka menunjang penguatan ekonomi daerah,” kata Musa secara daring via Zoom Meeting.

Lismaryani Sutarmidji mengucapkan terima kasih serta mengapresiasi peserta lomba dengan menambah juara Harapan hingga Harapan 3, dengan hadiah langsung dari bu ketua secara pribadi. Selanjutnya juri bersependapat, juara harapan 3 diberikan kepada peserta nomor urut 1, Nur Afifah dari Kota Pontianak.

Para finalis harus meraih nilai terbanyak sesuai kriteria penilaian yang mencakup tema, harmonisasi komposisi warna, kreativitas pemakaian bahan khas Kalbar, total look, kesesuaian konsep dengan kategori lomba, serta teknik pengerjaan.

Berdasarkan surat keputusan Tim Juri Lomba Desain Busana Muslim No. 02/DEKRAN-KB/SK/VI/2020, para pemenag lomba desain busana muslim Dekranasda Provinsi Kalbar bekerja sanam dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar Tahun 2020 adalah, Juara 1 : Sri Kurniawati (No.Urut 11) Nilai 1.107 dari Kabupaten Sanggau, Juara 2 : Erlina Monik (No.Urut 12) Nilai 1.070 dari Kabupaten Sintang, Juara 3 : Eko Teguh Prasetyo (No.Urut 02) Nilai 1.021 dari Kota Pontianak.

Kemudaian juara Harapan 1 : Herry Purwanto (No.Urut 10) Nilai 1.005 dari Kabuaten Kayong Utara, dan Harapan 2 : Sri Herlina (No.Urut 3) nilai 900 dari Kota Pontianak.

Sedianya final lomba ini digelar pada akhir Maret 2020, namun harus tertunda 2(dua) bulan lebih akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, kegiatan ini hanya dihadiri oleh panitia, desainer dan dua orang juri lokal. Sedangkan satu orang juri nasional hadir secara Virtual melalui Zoom Meeting. Hasil Desain finalis diperagakan menggunakan manekin, tidak menggunakan model seperti lazimnya lomba fashion.

Sumber : Suara Pemred Kalbar

  1. Pengelola Terapkan Aturan Ketat untuk Wisatawan
  2. Panitia Usung Tema Kemanusiaan Yakni Berbagi Kasih
  3. Dorong Dua Festival Jadi Event Nasional
  4. Alokasikan CSR untuk Bantuan Alat Musik Gamelan

Page 19 of 25

  • 14
  • ...
  • 16
  • 17
  • 18
  • 19
  • ...
  • 21
  • 22
  • 23

Back to Top

© 2021 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat