Tingkatkan Minat Baca Anak di Desa Danti
- Written by Nining
Selain melakukan pembangunan fisik, program Tentara manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-108 Kodim 1202/Skw di Desa Dantu, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang juga melakukan pembangunan non fisik. Salah satu yang dilakukan Satgas TMMD adalah memicu minat baca anak di Desa Danti.
MENINGKATKAN minat baca dilakukan oleh Anggota Satgas TMMD, Praka Bayu Wahyudi yang huga Tim Jurnalistik TMMD. Di sela kegiatannya, Bayu kerap bercerita kepada anak di Desa Danti dan mengajak mereka agar selalu rajin membaca.
“Adanya pondok baca ini saya harap anak-anak tidak jenuh berada di rumah, apalagi di masa pandemi Covid-19 sekarang ini yang tidak tahu kapan berakhir,” ujar Bayu.
Melihat antusias anak-anak membaca buku Satgas TMMD berencana akan mengusulkan kepada Pemerintah Desa Danti untuk membangun taman baca.
“Pasalnya hal itu sebagai sarana untuk terus meningkatkan semangat baca anak-anak di Desa Danti,” tutur Bayu.
Selama mengikuti pembelajaran, anak-anak di Desa Danti sangat antusias mengikuti setiap tahapan pembelajaran. Banyak dari mereka memberikan pertanyaan kepada Satgas TMMD yang memberikan mereka pembelajaran.
Pemberian pelajaran bagi anak-anak sangat penting berbekal pengetahuan, Anggota Satgas mengajari tentang nilai-nilai Pancasila yang nantinya berguna untuk keluarga dan negara.
Salah seorang anak di Desa Danti, Dinda berterima kasih karena telah mendapatkan pembelajaran.
“Terima Kasih sudah mengajari kami belajar hari ini. Saya senang diajari Pak TNI, besok-besok ajarin kami lagi,” tutur Dinda.
Di tempat terpisah Dansatgas TMMD, Letkol Arm Victor J L Lopulalan menyampaikan pemberian ilmu pengetahuan sejak dini sangat penting bagi anak-anak.
“Saya memerintahkan Anggota Satgas TMMD agar tidak hanya bekerja di sasaran fisik tapi nonfisik seperti membantu warga sekitar dan mengajari anak-anak dan memberikan kesan yang baik bagi masyarakat Desa Danti,” pungkas Victor.
Sumber : Suara Pemred Kalbar
Terhampar Pemandangan Eksotis Manjakan Mata
- Written by Nining
Danau Biru, bekas galian tambang di Desa Cempaka Baru Nanga Erak Kecamatan Putussibau Selatan memiliki potensi wisata. Sebab, panorama di danau itu indah.
CAMAT Putusibau Selatan, Rusli Kulya mengatakan, dirinya sudah pernah mengunjungi Danau Biru. Untuk menuju ke lokasi itu dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dari Putussibau dan untuk menuju Danau Biru harus menyebrangi sungai.
“Danau Biru tersebut layak untuk dikomersilkan karena pemandangannya cukup indah,” ujarnya kemarin.
Hanya saja memang perlu penataan kembali fasilitasnya agar masyarakat lebih aman dan nyaman saat berkunjung ke Danau Biru tersebut.
“Kami mendorong bagaimana Danau Biru itu bisa menjadi BUMDes,” katanya.
Sebelum Danau Biru tersebut benar-benar dikelola desa, dirinya sangat mengharapkan agar Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu dapat meneliti kandungan air di danau tersebut.
“Teliti kenapa warnanya sampai biru dan apakah membahayakan masyarakat yang mandi di air tersebut atau tidak. Soalnya lokasi tersebut merupakan bekas galian tambang,” katanya.
Pihaknya juga mengingatkan kepada masyarakat yang berkunjung ke danau itu untuk tidak mandi sebelum ada hasil penelitian terhadap air danau tersebut.
“Kalau hanya sekedar foto-foto tidak masalah. Tapi ingat, jangan terlalu dekat berdiri dekat tebing,” katanya.
Sementara itu, Kabid Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kapuas Hulu, Agus mengatakan, Danau Biru perlu kajian.
“Secepatnya kita akan lakukan kajian bersama stakeholder terkait apakah danau tersebut berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana dengan status lahannya dan lain-lain,” tuturnya.
Belum adanya hasil penelitian soal Danau Biru tersebut, pihaknya pun belum bisa melarang masyarakat berkunjung ke sana,
“Itu kan kemauan masyarakat untuk mencari hiburan ke tempat wisata, Kita hanya berupaya untuk memberikan layanan wisata kepada masyarakat,” katanya.
Jika melihat Danau Biru tersebut, potensi wisata itu ada. Hanya saja perlu dikemas lagi agar danau bisa menarik.
Sumber : Suara Pemred Kalbar
Danau Biru Menarik Dikunjungi
- Written by Nining
Bekas galian tambang yang kini menjadi danau buatan atau sering disebut Danau Biru di Desa Cempaka Baru Nanga Erak Kecamatan Putussibau Selatan belakangan ini cukup menarik perhatian warga untuk mengunjunginya.
Sudah banyak masyarakat Kabupaten Kapuas hulu yang mengunjungi tempat tersebut untuk berfoto, bahkan mandi di danau biru tersebut.
Rusli Kulya Camat Putussibau Selatan menagatakan, dirinya bersama Forkopimcam meninjau danau biru tersebut belum lama ini. Untuk menuju lokasi butuh waktu sekitar 30 menit dari Putussibau Ibukota Kabupaten Kapuas Hulu.
“Karena untuk menuju ke Danau Biru itu, kita harus menyebrangi sungai lagi, ungkap Camat Putussibau Selatan ini beberapa waktu lalu.
Menurut Rusli, danau biru tersebut memang layak untuk dikomersilkan, karena pemandangannya cukup indah. Hanya saja memang perlu penataan kembali fasilitasnya agar masyarakat lebih aman dan nyaman saat berkunjung ke Danau Biru tersebut.
“Kita dorong bagaimana Danau Biru itu bisa menjadi BUMDes. Kita pun nantinya akan bertemu dengan aparat desa Cempaka Baru untuk membahas masalah tersebut,” ujarnya.
Lanjut Rusli, sebelum Danau Biru tersebut benar-benar dikelola oleh desa, dirinya sangat mengharapkan agar dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu agar dapat meneliti kandungan air di danau tersebut kenapa warnanya sampai biru dan apakah membahayakan masyarakat yang mandi di air tersebut atau tidak. Soalnya lokasi tersebut merupakan bekas galian tambang.
“Kita ingatkan juga kepada masyarakat yang berkunjung ke danau biru tersebut, jangan sampai mandi di danau itu sebelum adanya hasil penelitian terhadap air danau tersebut. Kalau hanya sekedar foto-foto tidak masalah. Tapi ingat, jangan terlalu dekat berdiri dekat tebing,” pesan Rusli.
Terpisah, Kabid Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kapuas Hulu Agus mengataka, terkait keberadaan danau biru di Desa Cempaka Baru yang sering dijadikan tempat wisata bagi warga itu perlu kajian, mengingat lokasi tersebut bekas galian tambang.
“Secepatnya kita akan lakukan kajian bersama stakeholder terkait. Apakah danau tersebut berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana dengan status lahannya dan lain-lain,” kata Agus.
Belum adanya hasil penelitian soal Danau Biru tersebut, pihaknya pun belum bisa untuk melarang masyarakat berkunjung kesana.
“Itukan kemauan masyarakat untuk mencari hiburan ke tempat wisata. Kita hanya berupaya untuk memberikan layanan wisata kepada masyarakat.
Sumber : Pontianak Post
Hari Pustakawan Indonesia
- Written by Nining
PADA tanggal 7 Juli ada dua peristiwa bersejarah bagi dunia perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia. Tanggal 7 Juli diperingati sebagai Hari Pustakawan sekaligus hari jadi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Hari Pustakawan dicanangkan pada 7 Juli 1990, sedangkan IPI lahir pada 7 Juli 1973.
Hari ini menjadi momentum pentingnya profesi pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat merupakan pusat ilmu pengetahuan dan informasi. Karenanya, pustakawan memiliki peran penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan kepada pemustaka.
Dengan pelayanan sepenuh hati kepada pemustaka, pustakawan terus bekerja dengan penuh pengabdian, untuk mewujudkan manusia maju. Baik di masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang, dalam kondisi apapun menghadapi perubahan zaman dan tren, pustakawan tetap berpijak pada upaya memperjuangkan literasi masyarakat Indonesia.
Selamat Hari Pustakawan kepada seluruh pustakawan Indonesia. Selamat berkarya dimanapun kamu di tempatkan. Salam literasi.
Sumber : perpusnas.go.id
Tenun Kalbar Kian Variatif
- Written by Nining
PONTIANAK - Kualitas dan model kain tenun yag dihasilkan pengrajin dari berbagai daerah di Kalimantan barat sejauh ini semakin baik dan variatif sehingga bisa menjadi kebanggan bagi daerah.
“Kualitas kain tenun dari perajin kita di Kalbar semakin baik. Kemudian model baju yang dihasilkan dari kain tenun semakin variatif dan kekinian,” kata perancang motif tenun di Kalbar yang juga pemilik dari Rind’s Tenun, Iren di Pontianak, Minggu. Selama ini, pihaknya menampung hasil produk tenun di Kalbar dan menjadi pasar bagi penenun. “ Saya mengumpulkan kain tenun untuk dirancang menjadi pakaian dan lainnya,” kata dia.
Selain membuka pasar bagi perajin, ia juga membuat motif dan kombinasi dari berbagai daerah agar motif yang ada lebih bervariasi. “Kita ingin juga memberikan pilihan agar selain yang asli juga memberikan motif yang baru,” katanya. Untuk saat ini, ia baru memberdayakan sekitar lima penenun yang ada di Kabupaten Sambas, Kalbar.
“Perajin tenun yang aktif mayoritas hanya di Sambas. Kita bangun kemitraan agar pasar tenun semakin luas. Yang berminat dengan tenun, Alhamdulillah cukup banyak,” ujranya. Untuk penjualan produk, pihaknya memanfaatkan pameran dan media sosial.
Menurutnya produk dalam negeri semakin diminati dan hal itu otomtis memajukan perajin atau UMKM. “Saya juga buka toko di online, JD.Id dibantu oleh BNI sebagai pembina. Ke depan kita terus memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk kita. Saat wabah Covid-19 penjualan tentu terkendala,” katanya.
Akademisi Universitas Tanjungpura Pontianak, Muhammad Fahmi menyatakan. Membeli produk dalam negeri terutama produk dari UMKM secara otomatis akan memajukan ekonomi daerah.
“Apalagi dengan kondisis wabah Covid-19 ini, maka waktu yag tepat kita peduli dengan produk dalam negeri. Kita harus bela dan beli sehingga itu membantu pelaku UMKM dan secara otomatis ekonomi daerah ikut terdongkrak,” ujar Muhammad Fahmi.
Menurut dia, produk UMKM di Kalbar secara kualitas perlu peningkatan namun bukan berarti tidak ada yang berkualitas. Untuk itu, perlu disandingkan dengan produk yang sudah berkualitas.
“Jadi produk UMKM di sini perlu dosandingkan dengan produk yang sudah memiliki standar. Hal itu bisa menjadi motivasi dan pembelajaran bagi pelaku usaha,” jelasnya.
Hal tidak kalah penting bagi kemajuan UMKM adalah pemetaan bisa bersaing, SDM yang terlibat perlu pendamping dan program-program peningkatan kapasitas seperti melalui pelatihan.
“Untuk kendala di lapangan perlu dilakukan pemetaan baik berkaitan dengan kebutuhanUMKM dan peningkatan kualitas produk. Dengan demikian keinginan kita agar produk dicintai dakam negeri menjadi kenyataan dan bahkan produk UMKM kita berjaya di luar negeri atau menjadi andalan untuk komoditas ekspor,” kata Fahmi.
Sumber : Pontianak Post
Page 17 of 25